Rabu, 30 Juni 2021

Covid Ohhh Covid

 Covid make me and another human crazy....


Gimana enggak? Sejak kedatangannya di tahun 2020 sampai sekarang 2021 masih terus aja ada. Yang katanya HARUSNYA di umur 25an tuh udah punya tabungan untuk rumah masa depan, tanah, mobil, biaya nikah.


Kenyatannya?? Berbanding terbalik! Kalau diruntutin satu persatu rasanya gak akan cukup dijabarkan dalam sebuah tulisan. Kenyataan yang harus dihadapi banyak orang termasuk diri aku sendiri adalah banyaknya kepahitan. Kondisi ekonomi yang anjlok banget (apalagi tahun 2020), karena banyak perusahaan yang gak kuat menanggung akibat dari covid, PHK besar-besaran dimana-mana, karyawan yang tetap bekerja seperti biasa namun harus menerima pemasukan setengah.


Manusia bisa apa? Cuma bisa terima kenyataan. Pait pait ya harus dilakoni. Kalau ditanya salah siapa?? Ya gak ada jawaban yang tepat. Yang ada hanya salah-salahan dimana-mana. Tabnngan yang disimpan sejak lama terkuras untuk biaya berobat karena ternyata ada yang sekeluarga kena covid. Atau fresh graduate setiap punya gaji langsung habis. Buat apa? Ya buat makan dan biaya hidup, pluusss di tahun pandemi adalah biaya test swab atau PCR! 

Ya Allah gusti.......Sabarkan hati kami, kuatkan jiwa dan kesehatan. Semoga segera berakhir dan kita semua bisa kembali normal ya. Rasanya gak tega lihat berita sana-sini. Nakes yang sudah lelah, keluh kesah banyak orang selalu kehabisan uang, diterpa panik setiap hari, dan masih banyak lagi.


Dulu banget aku sendiri biasa aja (tetap aware dan selalu ikutin protokol kesehatan). Tapi akhir-akhir ini covid makin marak, naik panggung gak main-main. Yang paling sedih adalah orang-orang terdekatku sudah kena. Bahkan ada yang sampai ditinggal orang tersayang:( Padahal bisa dibilang, orang-orang terdekatku sangat menjaga protokol kesehatan. Bahkan lebih dari aku. Mungkin aku hanya beruntung, atau orang-orang ini saja yang sial.


Poin pentingnya itu, kalau masih aja ada yang gak percaya sama covid, gak apa. Gak ada yang ngelarang. Tapiii paling engga jangan lah menyusahkan orang yang sudah aware. Posisikan aja kalau kita menjadi si korban/penyita/keluarga yang ditinggalkan. Rasanya sakit banget!


Siapa sih yang gak mau balik ke keadaan normal? Memangnya kalian gak jengah selalu pakai masker, mall dan tempat makan tutup cepat? Lihat deh negara-negara lain. Mereka kompak untuk jaga kesehatan, protokol, dan lain sebagainya. 

Pengen deh sekali-sekali liat warga Indonesia patuh bareng-bareng:((


Aaaaakkhh udah dibilang nulis disini gak akan habis. Tapi semoga siapapun yang membaca, bisa mengerti, dan saling memberikan pengertian lagi kepada orang terdekat.


#Indonesiabisabangkit!

Jakartaku...



 Jakarta..

Panggung hiburan bagi warganya.

Begitu banyak yang dilalui bersamaan dengan tumbuhnya diriku selama hidup di Jakarta. Melihat bagaimana perubahan dan kejadian yang terjadi disini.

Kota sibuk, yang tak pernah tidur.

Dulu kau asri, seperti kota lainnya.

Gedung tinggi terus bertambah, lahan tinggi semakin tandas, langit biru menjadi abu-abu tertutup polusi wargamu.

Kau makin padat. Makin banyak orang berjubel mendatangimu, entah sekedar menemui orang yang dikasihi, hingga mengadu nasib dengan iming-iming katanya kau menjanjikan kehidupan yang menjamin bagi mereka yang datang.

Sekarang Jakarta ku sudah masuk ke tahun 2021.

Masih menopang warganya dan pandemi yang sudah setahun ini.

Meski PSBB dan segala macamnya ditetapkan, kau tetap Jakarta.

Dengan warganya yang bandel, tak mengikuti aturan.

Padahal kalau patuh, mungkin tidak berkepanjangan.

Jakarta dan Indonesia, masih saja semrawut, mungkin kah engkau lelah?

Lelah menanggung beban warga yang begitu banyak,

Lelah menopang gedung tinggi,

Susah bernafas menghadapi polusi yang makin tak terkondisikan.

Semakin terlihat warga yang sulit kubedakan, antara nekat atau aksi dari keputusasaan.

Ondel-ondel turun ke jalanan mengais receh.

Manusia silver di setiap sudut lampu merah.

Tidak nyambung bukan?

Ya memang. Tapi tak apa.

Semoga Jakartaku baik-baik saja.

Serta pandemi segera usai.

Sedekah tak mesti di hari Jumat.

Apakah kamu sering mendengar kata “ini hari Jumat, hari yang baik untuk bersedekah!” atau “Mu mpung hari Jumat nih, sedekah yuk biar pahala...